Puluhan Ribu Hektare Kawasan Karst Jawa Barat Terancam Rusak
JAKARTA, GRESNEWS.COM Bandung dan wilayah Jawa Barat
lainnya terancam mengalami krisis lingkungan khususnya krisis air akibat
ancaman kerusakan yang terjadi terhadap puluhan ribu hektare kawasan karst.
Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan mengatakan, berdasarkan
catatan Walhi Jawa Barat, wilayah Jawa Barat memiliki sekitar 36.093 ha kawasan
karst dan batu gamping. Kawasan seluas itu tersebar di beberapa perbukitan dan
pegunungan di 11 Kabupaten yaitu Pangandaran, Ciamis, Cirebon, Kuningan,
Tasikmalaya, Bandung Barat, Bogor, Sukabumi, Purwakarta, Sukabumi dan Karawang.
Merujuk pada UndangUndang Penataan Ruang, kawasan karst tersebut sebenarnya
telah ditetapkan sebagai kawasan lindung geologi.
"Bentang alam karst menyimpan matamata air, guagua
alamiah dan bersejarah dan merupakan cagar alam yang dilindungi," kata
Dadan dalam siaran pers yang diterima Gresnews.com, Sabtu (28/3). Namun,
kawasan lindung geologi seluas itu, saat ini sebagian sudah rusak oleh
aktivitas pertambangan oleh para pebisnis industri ekstraktif di Bandung Barat,
Bogor, Karawang, Cirebon dan Bekasi. "Di Bandung Barat, hampir 70% kawasan
karst sudah sangat rusak dan tanpa reklamasi, begitu juga beberapa kawasan
karst di Karawang, Bekasi dan Kabupaten Bogor," kata Dadan. Naiknya
kebutuhan pasokan semen untuk pembangunan infrastruktur skala besar seperti jalan
tol, bandara, pelabuhan, PLTU, properti dan bisnis lainnya telah memacu
pertambangan karst secara masif dan perluasan pendirian pabrik semen baru. Di
Kabupaten Sukabumi, pendirian pabrik semen PT Semen Jawa dan Bosowa dipastikan
akan mempercepat rusak dan hilangnya pegunungan karst di Nyalindung, Jampang
Tengah dan Jampan Kulon. Pendirian Pabrik Semen di Pangandaran dan Ciamis yang
dilakukan oleh PT Purimas Sarana Sejahtera akan mempercepat kerusakan karst di
Padaherang, Kalipucang, Pananjung dan wilayah sekitarnya. "Begitu juga
pendirian pabrik semen PT Merah Putih di Banten," ujarnya. Ke depan,
kawasan karst d Jawa Barat pun makin terancam.
Pendirian pabrik semen yang
terus bertambah tidak lagi untuk melayani kebutuhan dasar warga, namun industri
semen sudah dijadikan arena bisnis industri ekstraktif yang hanya menguntungkan
para investor dan mafia bisnis tambang. "Sementara, aktivitas pertambangan
dan pabrik semen semakin mengancam ruang hidup warga, matamata air dan guagua
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem karst," tegas Dadan.
Bahkan, untuk kasus pembangunan pabrik semen di Gunung Guruh Sukabumi dan
Ciamis, proses perizinan lingkungan hidup bermasalah, termasuk dalam pembuatan
AMDAL yang tidak melibatkan warga setempat. "Berdasarkan pengaduan warga
yang kami terima, proses perijinan pembangunan pabrik semen dilakukan di
sekitar pemukiman warga dan tidak melibatkan warga setempat," ujar Dadan.
Di Gunung Guruh Sukabumi Saat ini warga terpaksa harus tergusur dari tempat
pemukiman asal karena berdekatan dengan pabrik semen yang akan dibangun.
"Pihak pemerintah dan perusahaan pun tidak menjelaskan secara gamblang
dampak negatif dari operasi pabrik semen yang akan ditimbulkan ke depan,"
kata Dadan Ramdan. Dia mengatakan, ancaman rusak dan hilangnya kawasan alamiah
karst ini sudah sangat jelas dengan dikeluarkannya SK 1204 K/30/MEM/2014
tentang penetapan wilayah pertambangan di Jawa dan Bali. Dari peta yang ada
dalam SK tersebut sudah jelas, bahwa kawasan selatan Jawa Barat dan kawasan
karst diperuntukan dan ditetapkan sebagai wilayah pertambangan. "Bukan
hanya kawasan karst yang terancam, namun kawasan pesisir dan hutan pun makin
terancam beralihfungsi jadi tambang," ujarnya. Oleh karena itu, Walhi Jawa
Barat menolak dengan tegas Penetapan Wilayah Pertambangan di Pulau Jawa Bali.
"Kami menolak kawasan karst terus dirusak atas atasnama kebutuhan semen
untuk pembangunan," tegas Dadan. Karena itu Walhi Jawa Barat menyerukan
kepada warga seluruh elemen masyarakat Jawa Barat untuk samasama melawan perusakan
kawasan karst dan mendukung perjuangan warga di wilayah lainnya seperti
Rembang, Pati, Kendeng dan lainlain. "Kita harus melawan keserakahan
industri semen di Pulau Jawa dan Indonesia dan menyelamatkan kawasan
karst," pungkas Dadan Ramdan.
Redaktur : Muhammad Agung Riyadi
Komentar
Posting Komentar