Di Gua Dayeuh Karawang ada Hutan Purba


Karawang, KTD - Gua Dayeuh yang terletak di Dusun Citaman, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan merupakan gua vertikal dengan hutan purba yang rapat di dasarnya. Sebuah lorong diperkirakan berdiameter 300 m yang dihiasi dengan ornamen gua- gua kecil di dalamnya. Bukan itu saja, ditemukan beberapa fosil molussca atau kerang laut di dinding gua tersebut. Namun, keberadaan wilayah pertambangan kapur yang berjarak 500 meter dari gua, membuat para pemerhati lingkungan hidup khawatir akan rusaknya keasrian gua tersebut.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (forkadasC+), Arif Munawir mengungkapkan hasil penelitian sementara pihaknya tanggal 31 Maret tahun ini   di Karawang Selatan, tentang pemetaan potensi bencana dan keberadaan gua- gua di Desa Tamansari.  Salah satunya Gua Dayeuh.
Menurutnya, Gua Dayeuh memiliki nilai sejarah yang perlu diteliti secara mendalam dan perlu menjadi perhatian Pemerintah Daerah Karawang. Pasalnya, ada beberapa temuan fosil molusca yang sudah menjadi batuan menempel pada di dinding gua.
“Dilihat dari persamaan pada beberapa gua di daerah lain,  Gua Dayeuh di Dusun Citaman merupakan gua vertikal, mungkin Gua Dayeuh terbentuk akibat proses geologi hingga ribuan tahun beserta vegetasi yang ada di dalamnya, membentuk lingkaran. Didalam gua terdapat puluhan gua- gua kecil yang pastinya banyak dihuni oleh puluhan jenis hewan, diperkirakan berdiameter 300 m.
“Namun sayangnya warga sekitar tidak menjaga kelestarian alamnya. Kami melihat banyak sampah bersebaran di dalamnya,” ujarnya kepada Karawangtoday.com, Minggu (15/6/14).
Untuk memasuki Gua Dayeuh sangat mudah untuk dicapai. Letaknya berdekatan dengan wilayah pertambangan kapur, sekitar 500 meter. Gua Dayeuh ini tidak seperti gua vertikal secara umumnya. Sehingga, siapapun dengan secara mudah bisa datang ke lokasi tersebut. Pemandangan yang ada di depan mata mengundang decak kagum. Sejauh mata memandang di beberapa gua kecil di dalamnya terdapat stalaktit- stalaktit. Namun, sebagian kecil telah mati.
Dia menyimpulkan, karst memang terhampar luas di daerah tersebut. Kemudian di dalam perut gua terhampar pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur. Aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat di kawasan itu. Hutan dengan vegetasi yang jauh berbeda dengan kondisi di atas ini sering dikenal dengan nama hutan purba.
“Eksotisme Gua Dayeuh sangat membuat saya tidak berkedip. Hamparan gua- gua kecil dengan stalaktitnya membuat diri ini sedang tidak berada di wilayah Karawang. Terlihat pula pohon- pohon besar berumur ratusan tahun menjulang tinggi ke langit- langit gua. Namun  kami khawatir keberadaan pertambangan kapur yang tidak jauh dari gua akan merusak keindahan, keasrian alam di sekitarnya,” tuturnya.
Lanjut arif, dirinya akan mencoba mendatangkan ahli geologi, untuk lebih mengetahui tentang sejarah Gua Dayeuh. Juga mendatangkan pakar gua untuk bisa menelusuri kedalaman gua- gua kecil yang berada di gua tersebut.
“Kami akan melakukan penelitian khusus dengan mendatangkan beberapa pakar gua di Indonesia untuk mengetahui sejarah gua yang eksotis ini,” ujarnya.
Harapannya, Gua Dayeuh bisa dijadikan objek pariwisata atau ada penelitian tentang sejarah gua tersebut. (yfs)

sumber: http://karawangtoday.com/wp/?p=2668

Komentar

Postingan Populer