Merasa Tak Sepadan, Warga Lempar Bingkisan PT Jui Shin
Puluhan bingkisan lebaran yang dilempar oleh warga ke pintu kantor PT Jiu Shin |
POJOKSATU.id,
KARAWANG– Ratusan warga Kampung Bunder RT 02/03 Desa Tamansari, Kecamatan
Pangkalanwarga Kabupaten Karawang mendatangi pabrik semen PT Jui Shin, Kamis
(9/7/2015). Warga yang didominasi ibu-ibu itu membuang bingkisan lebaran yang
berisi minyak sayur, sirup dan kue toples tepat di pintu masuk kantor tersebut.
Ternyata,
mereka merasa terhina dengan pemberian bingkisan lebaran pemberian PT Jui Shin. Mereka menganggap
bingkisan tersebut tidak sebanding dengan dampak negatif yang selama ini dirasakan
oleh warga. Mereka menginginkan kompensasi lebih besar, sesuai dengan
keuntungan yang diperoleh pabrik yang lokasinya tepat di seberang jalan Desa
Tamansari.
Manajemen
pabrik yang sempat mengeruk kapur di kawasan terlarang karst Pangkalan itu,
akhirnya mau menemui para demonstran. Musyawarah pun dilakukan. Hasilnya, akan
ada pertemuan lanjutan di kantor Desa Tamansari.
Seorang
warga Bunder, Emi (34) mengungkapkan, kekesalan warga memuncak karena sudah
sekian lama Jui Shin berdiri, tapi tidak pernah memberikan kompensasi yang
sesuai kepada warga.
“Selama ini
warga hanya memperoleh debu dan asap serta kebisingan saja,” ungkapnya kepada
Radar Karawang.
Lain lagi
dengan Erum (27), ibu muda itu menuturkan, dirinya dan warga sangat kesal
karena kompensasi yang didapatkan hanya sebatas sirup, minyak sayur dan kue
ringan. Jika ditotal, jumlahnya tidak lebih dari Rp 28 ribu.
“Selama ini
cuma diberikan asap dan debu juga bisingnya saja. Masa sekarang dikasih dengan
nominal segitu doang, seharusnya kan perlu diingatkan bahwa pendapatan mereka
yang puluhan juta bahkan miliaran rupiah, cuma ngasih warga Rp 28 ribu. Apa
tidak malu-maluin tuh perusahaan,” ungkapnya.
Nunung (27),
ibu muda lainnya mengatakan, sekarang tinggal mencari solusi yang baik dari
perusahaan, agar masyarakat bisa nyaman dengan keberadaan pabrik tersebut.
“Warga
menginginkan ada kompensasi bulanan, sehingga nanti tidak terjadi lagi benturan
dengan warga,” ujarnya.
Diketahui,
selama ini pabrik semen tersebut kerap menuai kontroversi. Dimulai dari
banyaknya oknum LSM, politisi, birokrat hingga oknum wartawan yang menawarkan
jasa perlindungan kepada Jui Shin agar aktivitas ilegalnya aman. Bahkan
belakangan diketahui jika perusahaan tersebut memberikan upeti kepada mantan
Bupati Karawang Ade Swara, senilai Rp 6 miliar agar proses perizinannya bisa
mulus.
Selain itu,
keberadaan jembatan penghubung antara lokasi pabrik dengan Kecamatan Pangkalan,
juga kerap memicu banjir karena terjadi penyempitan bantaran Sungai Cibeet.
Kejanggalan lainnya adalah pengerukan kapur di kawasan terlarang karst
Pangkalan, yang akhirnya ditutup paksa oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, keberadaan truk-truk Jui Shin juga dianggap salah satu penyebab
kerusakan jalan dan penebar debu di jalanan.(yfn/psn/dea)
sumber: jabar.pojok.id
Komentar
Posting Komentar