Kontroversi Jui Shin
jembatan yang melintasi sungai cibe'et (foto: gobekasi.pojoksatu.id) |
Berita yang dirilis oleh Radar Karawang (24/2) menyoal ihwal jembatan. "Jembatan yang dibangun Jui Shin untuk
menghubungkan Kecamatan Pangkalan dengan Kecamatan Bojongmanggu Kabupaten
Bekasi, hingga kini ditutup untuk warga. Padahal dulu janjinya jembatan yang
melintasi Sungai Cibeet akan dibuka untuk keperluan warga."
Selain itu, "Keberadaan Jui Shin mempersempit badan Sungai Cibeet. Akibatnya saat musim hujan, Kampung Bunder, Desa Tamansari jadi langganan banjir." fakta yang diangkat tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa masyarakat menerima kerugian-kerugian meski pada awal rencana pendirian pabrik pihak perusahaan dan pemerintah menyebutkan manfaat yang akan diterima oleh warga jika pabrik berdiri dan beroperasi. Pengalaman telah mengajarkan kita, setidaknya, belum ada kabar menggembirakan dari wilayah sekitar berdiri dan beroperasinya pabrik semen. Tidak hanya di Karawang, bahkan di seluruh wilayah Indonesia.
"Ju Shin pada awal pendiriannya sempat memanfaatkan penambang lokal untuk mengeruk kapur di Karst Pangkalan yang sesungguhnya dilindungi." Fakta tersebut dapat dipahami bahwa pihak pabrik ingin memanfaatkan masyarakat agar menjadi pelanggar dengan mengiming-imingi keuntungan-keuntungan.
Cerita kerusakan lingkungan dan dampak negatif dari keberadaan pabrik juga sudah mengemuka sejak awal pendiriannya dan terus terjadi seiring waktu. "Ibu-ibu Kampung Bunder, Desa Tamansari, pada pertengahan bulan Juli 2015 sempat ngamuk dan melempar bingkisan lebaran yang diberi Jui Shin, karena merasa tidak sepadan dengan dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan tersebut." Hal tersebut hanyalah contoh kecil mengenai buruknya manajemen lingkungan akibat dampak dari keberadaan perusahaan dan pemerintah yang cenderung berpihak pada modal.
"Jui Shin sempat dikaitkan dengan kasus tindak pidana korupsi yang menyeret Ade Swara dan istrinya Nurlatifah ke penjara. Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Bandung, Direktur PT Jui Shin Indonesia Freddy Chandra mengaku memberikan Rp 6 miliar sebagai bentuk solusi terhadap permasalahan tanah yang dijadikan lokasi tambang kapur untuk bahan baku semen."
Sungai Cibeet, yang mengalir tidak jauh dari lokasi pabrik, sempat berwarna dan berbau, diduga dicemari limbah pabrik Jui Shin
Selain itu, "Keberadaan Jui Shin mempersempit badan Sungai Cibeet. Akibatnya saat musim hujan, Kampung Bunder, Desa Tamansari jadi langganan banjir." fakta yang diangkat tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa masyarakat menerima kerugian-kerugian meski pada awal rencana pendirian pabrik pihak perusahaan dan pemerintah menyebutkan manfaat yang akan diterima oleh warga jika pabrik berdiri dan beroperasi. Pengalaman telah mengajarkan kita, setidaknya, belum ada kabar menggembirakan dari wilayah sekitar berdiri dan beroperasinya pabrik semen. Tidak hanya di Karawang, bahkan di seluruh wilayah Indonesia.
"Ju Shin pada awal pendiriannya sempat memanfaatkan penambang lokal untuk mengeruk kapur di Karst Pangkalan yang sesungguhnya dilindungi." Fakta tersebut dapat dipahami bahwa pihak pabrik ingin memanfaatkan masyarakat agar menjadi pelanggar dengan mengiming-imingi keuntungan-keuntungan.
Cerita kerusakan lingkungan dan dampak negatif dari keberadaan pabrik juga sudah mengemuka sejak awal pendiriannya dan terus terjadi seiring waktu. "Ibu-ibu Kampung Bunder, Desa Tamansari, pada pertengahan bulan Juli 2015 sempat ngamuk dan melempar bingkisan lebaran yang diberi Jui Shin, karena merasa tidak sepadan dengan dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan tersebut." Hal tersebut hanyalah contoh kecil mengenai buruknya manajemen lingkungan akibat dampak dari keberadaan perusahaan dan pemerintah yang cenderung berpihak pada modal.
"Jui Shin sempat dikaitkan dengan kasus tindak pidana korupsi yang menyeret Ade Swara dan istrinya Nurlatifah ke penjara. Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Bandung, Direktur PT Jui Shin Indonesia Freddy Chandra mengaku memberikan Rp 6 miliar sebagai bentuk solusi terhadap permasalahan tanah yang dijadikan lokasi tambang kapur untuk bahan baku semen."
Sungai Cibeet, yang mengalir tidak jauh dari lokasi pabrik, sempat berwarna dan berbau, diduga dicemari limbah pabrik Jui Shin
Sumber bahan teks: http://www.radar-karawang.com/2016/02/phk-karyawan-jui-shin-didemo.html | Sumber gambar: http://gobekasi.pojoksatu.id/2015/03/26/warga-tagih-akses-menuju-karawang/.
Komentar
Posting Komentar