Mengintip Kawasan Karst Pangkalan, Menuai Kabar Baik Kementerian ESDM
Wartapalaindonesia.com, KARAWANG – Kawasan Karst atau Kawasan Gamping (Kapur) sejak lama sudah menjadi objek kepetualangan yang menarik untuk dijelajahi oleh para petualang. Contoh saja Goa Pindul – Gunung Kidul yang terkenal akan kepetualangan Cavingnya (susur goa) dan Tebing Citatah – Rajamandala yang menarik untuk kepetualangan Climbingnya (panjat tebing).
Pecinta Alam, Penggiat Alam dan Organisasi maupun Komunitas Kepetualangan selalu tertarik serta tertantang untuk menyusuri, memanjat dan menjelajahi eksotisme endokarst maupun eksokarst kawasan karst. Salah satu kawasan karst yang sudah menjadi daya magnet para petualang adalah Kawasan Karst Pangkalan – Karawang.
Pada tanggal 4 – 11 April 2010 pernah diadakan LatGab Caving Jabodetabeka di Karst Pangkalan – Karawang dengan 15 instansi Mapala dari berbagai perguruan tinggi di Jabodetabeka turut serta dalam kegiatan ini. Bahkan belum lama ini Team dari Palawa Unpad pernah melaksanakan ekspedisi di Karst Pangkalan dengan berbagai data eksokarst dan endokarst yang berhasil dikumpulkan.
Selain penyusuran goa (caving), Karst Pangkalan – Karawang pun bisa dimanfaatkan untuk panjat tebing (climbing) seperti yang pernah di rintis oleh Bara Rimba di Tebing Goa Dayeuh.
Kabar baik datang dari Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Geologi yang telah menetapkan Karst Pangkalan – Karawang sebagai Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK). Penetapan ini dituangkan dalam KepMen ESDM RI No. 3606 K/40/MEM/2015 dengan salah satu keputusannya adalah KBAK Pangkalan sebagai kawasan lindung geologi bagian dari kawasan lindung nasional.
Luasan yang masuk dalam KBAK Pangkalan adalah 375,60 Ha, Bu Andini salah satu Team Survey Lapangan Badan Geologi menerangkan bahwa keputusan ini hasil rekomendasi dari Badan Geologi yang telah melakukan survey lapangan di KBAK Pangkalan – Karawang.
Karawang yang tahun 2015 ini menjadi Tuan Rumah TWKM (Temu Wicara Kenal Medan) Mapala Se-Indonesia, dan salah satu divisi-nya adalah Caving (susur goa) tentu akan memanfaatkan goa-goa yang ada di KBAK Pangkalan untuk medan prakteknya. Tentu ini akan menarik untuk dijelajahi dan disusuri oleh seluruh Mapala Se-Indonesia, karena KBAK Pangkalan tersusun dari batu gamping Formasi Parigi berusia Miosen Tengah.
Dengan goa-goa vertikal dan horizontal yang eksotis lewat endokarst dan eksokarst-nya, contohnya seperti Goa Bau, Goa Cinyurup, Goa Lele dan banyak goa lainnya. Ketika ditanya tentang penyusuran serta penjelajahan goa-goa di KBAK Pangkalan – Karawang oleh Petualang, Bu Andini (Badan Geologi) mengatakan “semoga keputusan Menteri ESDM ini menjadi kabar bahagia bagi para petualang dalam menjelajahi serta mempelajari goa-goa yang ada disana”.
Laporan : Arip Munawir_WI.150033_Biro Karawang
Editor : Efrina Fitrianingrum
Editor : Efrina Fitrianingrum
Komentar
Posting Komentar