Petani Tegalwaru dan Pangkalan Studi Banding ke Bantul

PANGKALAN, RAKA - Untuk meningkatkan kebersamaan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) sekaligus memotivasi, petani yang tergabung dalam Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Pangkalan dan Tegalwaru melakukan studi banding ke GP3A Bantul, Jogjakarta. Kegiatan itu sepenuhnya diakomodasikan Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan (Distahutbunak) Karawang.

Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan (Distanhutbunak) Ir Kadarisman MP., mengatakan maksud dan tujuan dari kegiatan study banding itu untuk memotivasi para petani agar dapat meningkatkan disiplin dan kinerja. "Jika dilihat dari potensi yang ada dengan kondisi di tempat tersebut (Bantul, red) sama saja. Hanya saja di bantul lebih tertib administrasinya," terang Kadarisman, kemarin. 


Dijelaskan juga oleh Kepala Dinas tersebut bahwa jika melihat dari tekstur dan kondisi lahan sebenarnya lahan yang ada di Karawang bagian selatan tidak kalah subur. Perbedaannya hanya kalau di Bantul tertib administrasi juga keuletan para petaninya dalam pengolahan tanamannya.


"Yang sangat menonjol keberadaan irigasinya cukup stabil, karena sumber air primernya berasal dari bendungan," tambah Kadarisman. 


Adapun GP3A yang dijadikan tempat study banding GP3A Tirto Mulyo, Desa Ngadiran yang menggunakan Daerah Irigasi (DI) Tegal kiri dan GP3A Satuhu Kampung Ponggok, Desa Sidomulyo, kecamatan Bambanglipuro, Bantul yang menggunakan air dari DI Mejing. Keduanya mempunyai prestasi terutama di tingkat kabupaten dan Provinsi. Bahkan mempunyai sejarah ditingkat nasional, hingga kunjungan dalam studi banding merupakan rekomendasi dari Kementrian Pertanian, yang berarti hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa GP3A tersebut mempunyai kinerja yang baik. 


Kadarisman berharap setelah melakukan studi banding para petani yang diajaknya dengan sendirinya dapat meningkatkan prestasinya baik dalam administrasi maupun kekompakan dalam membangun kebersamaan antar petani hingga dengan mandiri dapat mensejahterakan kaum petani itu sendiri. 


Sementara Kepala Unit Pelaksna Teknis Dinas (UPTD) Distanhutbunak Pangkalan, Agus Rahmat SP, yang sama-sama ikut dalam studi banding saat di temui mengatakan, sebeanrnya segala jenis program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan oleh petaninya sendiri sudah banyak kesamaan. Namun yang dapat membedakan antara petani yang ada di Pangkalan dan petani yang ada di Bantul, diantaranya dibidang Administrasi hingga ketika di publikasikan semuanya sudah siap. Dari hasil analisanya dari diawali dengan administrasi yang tertata, berlanjut pada praktek yang teratur, hingga semuanya dapat tercatat dengan baik. 


Dia juga berharap seusai studi banding semua unsur harus kompak, karena yang diajaknya sendiri bukan hanya petani melainkan berikut Kepala desa kumplit dengan Camatnya, dengan tujuan agar apa yang di dapatkan pada kegiatan study banding dapat di terapkan di GP3A masing-masing.


Secara terpisah, Ketua GP3A Buana Jaya, H Ibrohim (56) yang juga petani yang ikut dalam kegiatan studi banding yang dilaksanakan Senin-Selasa (30-1/10) kemarin saat temui mengatakan, jika melihat kondisi lahan pertaniannya dirinya optimis bisa mengikutinya. Hanya saja tinggal pembinaan pemerintah yang lebih inten. Selain binaan dari pemerintah harapannya juga terfokus pada petaninya untuk dapat senantiasa melakukakan kerukunan dan kekompakan dalam setiap melaksanakan kegiatan, baik kegiatan pertaniannya juga dalam kegiatan keorganisasian. (ark)  

Komentar

Postingan Populer